ibarat air yang mengalir dengan tenang
begitulah cara agar perahu kertas ku melaju
ketempat dimana aku akan menuju
begitu juga awan mendung yang menjatuhkan ribuan air yang aku sebut hujan
begitulah cara bagiku menjatuhkan pilihan yang menurutku baik
seperti angin yang mendesir merdu
begitu pula aku akan berlalu
dan menutup semua kenanganku
hingga sampai suatu saat
aku akan menunggu perahu kertas itu berlabuh ke sudut hatimu
tak terasa perahu kertasku melaju begitu cepat
ke timur, lalu ke barat
seolah tersesat
aku hanya menemukan jalan yang gelap, hampa, sunyi senyap
ketika itu aku tersadar
aku tersesat dan terperangkap
pupuslah sudah harapanku untuk merapat
karena perahu kertasku terhempas ombak
lenyap, terhempas gelap
- akhirnya puisi kedua gue selesai juga,karena sempet berenti karena belom ada cerita yang harus gue tulis dan gue cocokin disini,so chek it out! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar